Kesadaran Masyarakat Indonesia terhadap Kesehatan Kian Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan data Nielsen's New Global Health and Ingredient-Sentiment Survey yang dirilis akhir 2016 mengenai pola makan masyarakat modern di Indonesia menunjukkan, 70% responden menjalani diet tertentu untuk menghindari berbagai penyakit degeneratif. Survei tersebut juga menunjukkan 68% responden mulai berinvestasi lebih pada makanan dengan kandungan yang sesuai diet mereka.
Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan kesehatan. Hal ini dimulai dengan menerapkan pola hidup dan pola makan yang lebih sehat yang jumlahnya semakin meningkat. Ini dibarengi dengan makin tingginya kesadaran akan risiko penyakit degeneratif yang tidul akibat gaya hidup yang kurang sehat, termasuk diabetes.
"Betul. Kalau saya praktik di rumah sakit, banyak pasien yang datang ke poli ingin tahu makan yang sehat seperti apa. Setahun, 2 tahun ini konsen health masyarakat kita meningkat. Apalagi mereka yang punya riwayat orangtua ada diabet, stroke jadi mereka punya satu risiko dan mereka, orang Indonesia hebat makin sadar kesehatan," kata Spesialis Gizi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK saat acara peluncuran kecap Bango Light di kawasan Sudirman, Jakarta.
Dr. Diana menjelaskan salah satu langkah tepat dalam menerapkan gaya hidup sehat adalah dengan lebih memerhatikan pilihan bahan makanan dan kandungannya tanpa harus mengorbankan kelezatan hidangan yang akan diolah. Selain itu, dr. Diana juga menyarankan untuk rajin berolahraga minimal 30 menit sehari, 5 hari dalam seminggu.
"Makan sehat nggak melulu nggak enak. Kita masih bisa kok makan pakai gula dan garam. Cuma kita atur, jadwal, jenis dan cara mengolahnya. Kita atur pola makan dan kita banyak aktifitas fisik. Itu dua pilar utamanya. Jalan pagi atau jalan malam nggak apa-apa dilakukan. Minimal 30 menit sehari. Paling tidak ada sedikit gerakan dari kita dan harus rutin," papar dia.
Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan kesehatan. Hal ini dimulai dengan menerapkan pola hidup dan pola makan yang lebih sehat yang jumlahnya semakin meningkat. Ini dibarengi dengan makin tingginya kesadaran akan risiko penyakit degeneratif yang tidul akibat gaya hidup yang kurang sehat, termasuk diabetes.
"Betul. Kalau saya praktik di rumah sakit, banyak pasien yang datang ke poli ingin tahu makan yang sehat seperti apa. Setahun, 2 tahun ini konsen health masyarakat kita meningkat. Apalagi mereka yang punya riwayat orangtua ada diabet, stroke jadi mereka punya satu risiko dan mereka, orang Indonesia hebat makin sadar kesehatan," kata Spesialis Gizi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK saat acara peluncuran kecap Bango Light di kawasan Sudirman, Jakarta.
Dr. Diana menjelaskan salah satu langkah tepat dalam menerapkan gaya hidup sehat adalah dengan lebih memerhatikan pilihan bahan makanan dan kandungannya tanpa harus mengorbankan kelezatan hidangan yang akan diolah. Selain itu, dr. Diana juga menyarankan untuk rajin berolahraga minimal 30 menit sehari, 5 hari dalam seminggu.
"Makan sehat nggak melulu nggak enak. Kita masih bisa kok makan pakai gula dan garam. Cuma kita atur, jadwal, jenis dan cara mengolahnya. Kita atur pola makan dan kita banyak aktifitas fisik. Itu dua pilar utamanya. Jalan pagi atau jalan malam nggak apa-apa dilakukan. Minimal 30 menit sehari. Paling tidak ada sedikit gerakan dari kita dan harus rutin," papar dia.
(alv)